Hai Merapi
Apa kabar?
Sudah lama aku tak mengunjungimu.
Bahkan baru kali ini aku kembali menyapamu.
Bolehkah aku menceritakanmu sebuah kisah?
Ya.
Memang kisah ini tak sebagus kisah 1001 malam atau bahkan kisah romeo-juliet.
Kisah ini hanya sebuah kisah cinta sederhana.
Pernahkah kau jatuh cinta?
Aku pernah.
Mungkin beberapa.
Beberapa yang tak pernah terbalas.
Tapi aku selalu bersyukur.
Aku percaya.
Allah tak pernah berkehendak yang buruk.
Buruk bagi kita, boleh jadi akan menjadi mempesona.
Pernahkah kau dengar cerita Beauty and the Beast?
Ya. Si cantik dan si buruk rupa.
Belle boleh jadi terpaksa.
Tapi di akhir cerita, ia bahagia.
Bersama pangeran pujaannya.
Merapi.
Aku merindukanmu.
Aku merindukan setiap inchi tubuhku yang terhempas oleh dingin sepoi anginmu.
Aku merindukan berjibaku dalam lautan pasir dan batu-batumu.
Sama seperti aku merindukan seseorang yang bahkan tidak merindukanku.
Tapi aku lebih bahagia saat menyentuhmu.
Kau telah mengajariku banyak hal.
Kau telah mengusap peluhku juga air mata.
Kau telah menyusun kembali impian-impian besar yang telah lama sirna.
Terima kasih, Merapi.
Maaf aku belum sempat lagi datang mencumbuimu.
Menikmati lukisan indah ilahi dalam cakrawala mataku.
Terima kasih, Merapi.
Terima kasih telah mendengarkan kisah ini.
Meski pun kisah itu tak seindah kala aku memandangmu.
NB : Terinspirasi saat perjalanan menuju kota Magelang. Dimana Merapi selalu menemani perjalananku hingga tiba di tempat tujuan.
Komentar
Posting Komentar