Apa Kabar Daisy?

Apa kabar Daisy? Apakah kau tetap merekah? Sama seperti setiap aku menyentuhmu? Aku tahu kau tak seabadi Edelweiss. Tapi kau tetap yang terindah untuk ku pandangi.


Daisy, aku sedang menari bersama jemariku. Aku sedang menguntai sebuah cerita. Cerita yang memang bukan bahagia. Tapi aku berjanji tak akan ada air mata yang jatuh saat kata demi kata mulai mengangkasa.

Daisy, aku pernah berbuat salah. Mungkin tak hanya sekali. Mungkin memang berulang kali. Tapi kali ini yang paling aku sesali.

Daisy, aku sedang menemukan dunia baru yang sangat berwarna. Dunia yang indah. Sangat indah. Hingga aku terhanyut dicengkramnya.

Tapi Daisy, aku mulai merindukan dunia lamaku. Dunia lama yang hitam-putih. Dunia yang membawaku hingga melahirkan aku yang baru.

Iya Daisy, kini aku kesulitan untuk kembali. Aku terlalu dalam terpaku dalam hingar bingar keindahan semu. Hingga aku melupakan hakikat keindahan yang sejati.

Daisy, aku telah kehilangan dunia lamaku. Dunia lama yang ku rindukan. Meski tak indah, tapi aku mencintainya.  Meskipun aku juga tak ingin pergi dari dunia baruku.

Daisy, bisakah aku hidup dalam dua dunia? Bisakah aku menjadi amfibi dalam realita? Seperti katak yang hidup dalam air dan tanah? Bisakah aku, Daisy?

Daisy, aku melihatmu. Kau juga tak bisa hidup dalam dua dunia. Kau hanya satu di tempat itu. Tak ada yang lain. Itulah yang membuatku senang kala mengunjungimu.

Daisy, lantas dunia mana yang harus aku pilih? Dunia lama atau dunia baru? 


Komentar

Postingan populer dari blog ini